Latest Post

Krisis Iman dan Krisis Amanat

Written By MAN 1 PRAYA on Rabu, 14 Oktober 2015 | 23.39



Oleh

Selamat Anwar Sadat

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama islam, IAIN Mataram


"Alasan klasik bahwa kemiskinan serta kekurangan gaji mendekatkan seseorang pada tindakan korupsi dan kolusi ternyata tidak selalu benar"

(Komaruddin Hidayat, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Kita tentu tidak asing lagi dengan istilah "Korupsi". Itu disebabkan karena korupsi merupakan masalah nasional di negeri kita tercinta ini yang sampai saat ini belum bisa diselesaikan oleh pemerintah. Setiap pemimpin baru selalu menjadikan istilah ini sebagai senjata utama untuk mendapatkan dukungan dari rakyat melalui Visi dan Misinya, karena rakyat sudah lama memimpikan ada pemimpin yang serius dalam memberantas korupsi ini. Tetapi seiring dengan tidak tuntasnya masalah ini, membuat rakyat sulit diyakinkan kembali untuk mempercayai aparat penegak hukum di negeri kita tercinta ini. Meskipun sebenarnya berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah tetapi masih belum bisa menyelesaikan masalah ini.

Terkait dengan masalah korupsi ini, saya sepakat dengan perkataan Komarudddin Hidayat diatas, karena seperti realita yang kita lihat sekarang ini bahwa banyak skandal korupsi kelas kakap justru dilakukan oleh mereka yang berpendidikan tinggi dan kaya raya. Perlu menjadi catatan kita bersama bahwa ternyata yang melakukan korupsi itu bukanlah orang-orang yang miskin maupun orang-orang yang kekurangan gaji tetapi korupsi ini justru kebanyakan dilakukan oleh orang-orang yang kaya raya, yang mempunyai gaji tinggi dan hidupnya sejahtera.

Lalu pertanyaan besar yang sangat perlu untuk diselesaikan bersama adalah mengapa para koruptor tetap melakukan praktik korupsi padahal hidupnya sudah sejahtera ?

Jawabannya adalah seperti yang dijelaskan oleh Komaruddin Hidayat bahwa para koruptor tersebut telah terjangkit oleh penyakit yang dalam istilah psikologi disebut sebagai gejala "masokhisme moral", yaitu hilangnya rasa malu dan rasa sakit hati untuk merusak martabat bangsa sendiri. Masokhisme moral ini muncul disebabkan antara lain, oleh rasa putus asa dan tidak percaya lagi bahwa pemerintah mau secara sungguh-sungguh memberantas masalah korupsi ini sampai tuntas yang pada gilirannya melahirkan terjadinya apa yang disebut sebagai "Krisis Iman dan Krisis Amanat".

Dalam buku "Wisdom Of Life", Komaruddin Hidayat memaparkan bahwa kata amanat masih seakar dengan kata iman dan aman, yang dalam bahasa inggris mendekati kata credo, credit, dan credibility. Semua istilah ini berkaitan dengan sikap seseorang yang menaruh kepercayaan untuk memperoleh keimanan serta kualitas orang yang bisa dipercaya (bisa menjaga amanat). Lebih jauh lagi Komaruddin Hidayat menjelaskan bahwa iman artinya sikap mempercayakan diri dan menaruh keselamatannya pada Tuhan karena yakin bahwa keselamatan dan keamanan yang sejati hanya berada di tangan Tuhan. Dengan penyerahan total kepada Tuhan, maka perasaan dan kehidupan seseorang menjadi aman karena yakin bahwa Tuhan selalu memegang amanat, yaitu pemberi rasa aman kepada siapa pun yang memercayakan nasib hidupnya hanya kepada-Nya. Jadi, kualifikasi orang yang beriman adalah mereka yang dalam hidupnya merasa aman karena dekat dengan Tuhan. Lebih dari itu, mereka senantiasa bisa dipercaya untuk menerima amanat yang diberikan orang.

Dalam konteks kehidupan bernegara, sesungguhnya pemerintahlah yang menjadi pemegang amanat rakyat, yang berkewajiban menjamin keamanan rakyatnya. Namun yang mengukur kesungguhan dan keberhasilan dalam memikul amanat tersebut adalah rakyat itu sendiri. Jika rakyat merasa hidupnya tidak aman, jika rakyat merasa tidak ada kepastian hukum, jika rakyat tidak mau lagi mempercayakan perkaranya untuk diselesaikan oleh aparat pemerintah, maka semua itu jelas menunjukkan gejala krisis amanat dan krisis iman.

Dalam kehidupan bernegara, sikap amanat yang ditunjukkan oleh pemerintah sangat penting karena sesungguhnya amanat merupakan kunci untuk memperoleh dukungan rakyat. Sekali orang sudah menaruh kepercayaan yang tinggi, maka pengorbanan apapun yang diminta pasti akan diberikan. Untuk itu pemimpin yang sebenarnya diidam-idamkan oleh bangsa ini menurut hemat saya adalah sosok pemimpin yang beriman dan bisa menjaga amanat yang telah diberikan oleh rakyat.

Karena begitu pentingnya keimanan dan sikap amanat ini dimiliki oleh pemimpin, tidak mengherankan jika rakyat bisa bersikap apatis dan pesimistis untuk bisa memperoleh keamanan dan kepastian hukum apabila seorang pemimpin telah dinilai gagal dalam menjaga amanat yang telah diberikan. Satu contoh misalnya seperti yang kita sering alami dalam kehidupan sehari-hari adalah mengapa para pengemudi mobil/sepeda motor dengan seenaknya, bahkan bernafsu, mengambil jalur orang tanpa memperdulikan antrean? Jawabannya adalah karena orang sudah tidak yakin lagi bahwa dengan antre, tertib, serta taat pada prosedur dan peraturan yang sah akan bisa menjamin untuk bisa memperoleh hak-haknya sebagaimana mestinya.

Sekali lagi, krisis-krisis yang disebutkan sebelumnya berkaitan dengan semakin menipisnya sikap amanat, yaitu sikap untuk menerima tanggung jawab secara konsekuen atas kepercayaan yang telah diberikan orang kepadanya. Sehingga dalam hal ini kita perlu mengingat pesan Rasulullah Saw. Bahwa kepeminpinan dan jabatan itu adalah amanah yang akan dimintai pertanggungjawaban, sebagaimana sabdanya :

"Sesungguhnya jabatan itu adalah amanah. Sesungguhnya jabatan itu pada hari kiamat akan menjadi kerugian dan penyesalan, kecuali bagi orang yang mengambil jabatan itu dengan benar dan menunaikan kewajiban di dalamnya." (HR. Muslim, Ibn Khuzaimah dan al-Hakim).

Dalam konteks ini, baik pemimpin maupun pihak yang mengangkat tentu akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah Swt. Apakah amanah itu ditunaikan atau tidak. Karena amanah kekuasaan atas pemimpin dan penguasa bukan hanya datang dari rakyat, namun juga dari Allah Swt. Oleh sebab itu, sudah sepatutnya amanah kekuasaan dari Allah itu hendaknya harus digunakan untuk memelihara kemaslahatan rakyat. Sikap amanat ini akan tumbuh dan mentradisi kalau disertai kepastian hukum dan sanksi tegas bagi yang melanggarnya.

Untuk mengakhiri tulisan ini, saya mengutip perkataan dari Komaruddin Hidayat yang mengatakan bahwa "Pemerintah manapun yang tidak setia dan tahan uji dalam memikul amanat rakyat, suatu saat rakyat akan mengambilnya kembali dengan caranya sendiri."

Semoga bangsa ini memiliki sosok pemimpin yang beriman dan mempunyai sikap amanat tersebut demi terciptanya bangsa yang memberikan rasa aman dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Apalagi bangsa ini sekarang telah memiliki pemimpin baru, otomatis rakyat telah kembali memberikan amanatnya. Kita sama-sama berharap pemimpin baru yang memimpin bangsa ini bisa mewujudkan impian saya atau mungkin impian kita bersama untuk bisa menjadi pemimpin yang beriman dan memiliki sikap amanat. Amien Allah humma Amien. . .

Stratifikasi Sosial Masyarakat Suku Sasak dalam Perspektif Islam


Oleh

Selamat Anwar Sadat

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama islam, IAIN Mataram

Stratifikasi sosial merupakan suatu konsep dalam sosiologi yang melihat bagaimana anggota masyarakat dibedakan berdasarkan status yang dimilikinya. Status yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat ada yang didapat dengan suatu usaha (achievement status), dan ada yang didapat tanpa suatu usaha, tetapi berdasarkan keturunan (ascribed status). Sistem lapisan masyarakat dalam ilmu sosiologi dikenal dengan social stratification. Kata stratification berasal dari kata stratum (jamaknya: strata yang berarti lapisan). Pitrin A. Sorokin dalam Muhammad Harfin Zuhdi menyatakan bahwa social stratification adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara hierarkhis (bertingkat), yang pada akhirnya menempatkan setiap individu pada kelas sosial yang sesuai berdasarkan kualitas yang dimiliki. Stratifikasi dapat terjadi dengan sendirinya sebagai bagian dari proses pertumbuhan masyarakat, juga dapat dibentuk untuk tercapainya tujuan bersama.

Secara teoritis, semua manusia dianggap sederajat, namun sesuai dengan realitas adanya lapisan sosial dalam masyarakat, kenyataan strata sosial tidak dapat dihindarkan. Hal ini sangat mungkin oleh karena pembedaan atas lapisan merupakan gejala universal yang merupakan bagian dari sistem sosial setiap masyarakat. Soerjono Soekanto dalam bukunya Sosiologi: Sutau pengantar menyatakan bahwa social stratification adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau sistem berlapis-lapis dalam masyarakat. Stratifikasi sosial merupakan konsep sosiologi, dalam artian kita tidak akan menemukan masyarakat seperti kue lapis, tetapi pelapiasan adalah suatu konsep untuk menyatakan bahwa masyarakat dapat dibedakan secara vertikal menjadi kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah berdasarkan kriteria tertentu.

Perkembangan masyarakat selanjutnya menuju masyarakat yang semakin modern dan kompleks, maka stratifikasi sosial yang terjadi dalam masyarakat akan semakin banyak. Menurut Soerjono Soekanto, selama dalam suatu masyarakat ada sesuatu yang dihargai, maka hal tersebut akan menjadi bibit yang dapat menimbulkan adanya sistem berlapis-lapis yang ada dalam masyarakat. Sesuatu yang dihargai dalam masyarakat boleh jadi berupa uang atau benda-benda yang bernilai ekonomis, atau bisa juga berupa tanah, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesalehan dalam agama, dan garis keturunan dari keluarga yang terhormat.

Dengan demikian, tinggi rendahnya seseorang dalam sebuah sistem stratifikasi sosial tergantung pada status sosial yang dimiliki. Status sosial yang disandang oleh seseorang diperoleh berdasarkan "penialain dan pengakuan dari masyarakat yang ada di lingkungan sekitarnya". Dalam hubungan ini, sosiolog Talcott Parsons dalam Muhammad Harfin Zuhdi menyebutkan adanya kriteria yang dapat dijadikan dasar untuk menentukan tinggi rendahnya status sosial seseorang, yaitu : (1) kelahiran, seperti ras, jenis kelamin, kebangsawanan, dan sebagainya; (2) kualitas atau mutu pribadi, seperti : kecerdasan, kebijaksanaan, kekuatan, keterampilan, dan sebagainya; (3) prestasi, yakni karir seseorang dalam bidang pendidikan, jabatan, usaha, dan lain sebagainya; (4) kepemilikan atau kekayaan, yakni pencapaian seseorang dalam mengumpulkan harta kekayaan; (5) kekuasaan dan wewenang, yakni besar kecilnya kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang lain.

Konsep stratifikasi sosial suku sasak pada umumnya banyak ditentukan oleh susunan keluarga yang berasal dari perkawinan yang disebut nurut mama (baca: mame), artinya garis keturunan darah ditekankan pada laki-laki (garis bapak). Garis keturunan ini memberi pengaruh pada pembentukan lapisan sosial dan pola kekerabatan dalam sistem kemasyarakatan etnis suku sasak.

Stratifikasi sosial dalam etnis sasak dapat dijabarkan sebagai berikut :

1) Pelapisan pertama, perwangsa raden adalah keturunan yang berasal dari keturunan raja dan pemimpin atau penguasa yang merupakan golongan paling berpengaruh, baik dalam bidang ekonomi, politik, maupun kepemimpinan. Raden adalah sebutan untuk laki-laki dan denda (baca: dende) untuk perempuan.

2) Pelapisan kedua, triwangsa lalu merupakan golongan yang berasal dari pimpinan rakyat tingkat rendah. Mereka ini mendapat gelar bangsawan karena keberanian dan keperkasaannya serta mempunyai hubungan dekat dengan datu (raja). Lalu merupakan sebutan untuk laki-laki dan baiq untuk perempuan. Kelas ini juga dikenal dengan sebutan permenak atau perlalu.

3) Pelapisan ketiga adalah jajar karang dan umumnya dikenal dengan panggilan amaq atau loq untuk laki-laki dan le untuk perempuan. Kelas jajar karang adalah kelompok mayoritas suku sasak di Lombok.

Kalau kita melihat dari sistem stratifikasi etnis Lombok diatas, maka kita dapat menyimpulkan bahwa stratifikasi yang disandang itu diperoleh melalui keturunan yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Artinya bahwa dalam masyarakat suku sasak meskipun akhlaknya tidak baik tetapi berasal dari keturunan yang terpandang dalam hal ini karena bapaknya adalah orang yang terpandang (mempunyai strata) maka sesuai dengan konsep sasak yang mengikuti konsep nurut mama (baca: mame) maka tetap dianggap mempunyai strata karena mengikuti strata bapaknya.

Akibat dari hal tersebut maka dalam masyarakat suku sasak jangan heran jika menemukan keturunan anak perwangsa atau permenak memiliki perilaku atau akhlak yang tidak baik karena gelar yang diperoleh didepan namanya itu berasal dari bapaknya artinya semata-mata karena mengikuti gelar bapaknya.

Dalam konteks Islam tidaklah demikian. Derajat kemulian manusia tidaklah berdasarkan keturunan akan tetapi diusahakan oleh individunya masing-masing. Seorang anak yang lahir dari keluarga muslim atau mujahid, tidak berarti anaknya otomatis menjadi mujahid atau muslim dan mendapat tiket masuk Surga secara gratis. Ternyata tidak semudah itu kalau dalam agama islam. Orang-orang yang berhak masuk Surga adalah orang-orang yang beriman dan beramal Shaleh, sekalipun orang tuanya kafir, sebagaimana Nabi Ibrahim. Atau pula Nabi Nuh tidak berhak menurunkan derajat kemuliannya sebagai Nabi dan Rasul kepada anaknya, Kan'an yang seperti kita tahu menolak ajaran dari ayahnya.

Dengan demikian dalam al-Qur'an ada beberapa derajat kemuliaan manusia, diukur oleh sejauh mana upayanya dalam menggapai kemuliaan tersebut. Yaitu dari mulai manusia kal an'am/manusia layaknya binatang (Qs 7 : 179), sebagai berikut :

Artinya : "Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.











Sebagai manusia yang berperadaban – Abid/hamba Allah (Qs 2 : 21),



 ••          

21. Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.



Muttaqin (orang yang bertakwa ) ( Qs 49 : 13).

 •     

13. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.



Dalam ajaran islam, derajat seseorang itu akan di tinggikan oleh Allah Swt. Karena keimanan dan ilmu pengetahuannya, seperti dalam firmannya sebagai berikut :



         

11. Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.



Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa yang pertama disebut adalah beriman terlebih dahulu baru ilmu pengetahuan. Maksudnya adalah dengan keimanan yang telah dimiliki menjadi pembimbing/penunjuk seseorang supaya tidak menyalahgunakan ilmu pengetahuan yang mereka miliki.

Dari berbagai penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada dalam islam yang menjelaskan bahwa adanya stratifikasi dalam masyarakat apalagi yang memberikan stratifikasi itu adalah masyarakat itu sendiri, dalam islam yang berhak memberikan stratifikasi hanyalah Allah Swt. Tuhan pencipta manusia. Meskipun di dalam islam ada stratifikasi yang disebut derajat akan tetapi cara memperolehnya berbeda dengan cara memperoleh stratifikasi di dalam masyarakat. Khususnya dalam masyarakat yang dimana strata itu bisa diperoleh karena keturunan yang menggunakan konsep nurut mama (baca: mame) yang artinya mengikuti garis keturunan bapak yang berarti bahwa apabila bapaknya mempunyai strata maka anaknya juga mengikuti strata bapaknya.

Sedangkan dalam islam strata atau derajat yang diberikan oleh Allah Swt. itu tergantung dari usaha masing-masing artinya tidak seperti konsep dalam masyarakat suku sasak yang mengikuti garis keturunan bapaknya. Derajat itu diperoleh dari usaha kita sendiri atau manusia itu sendiri. Kalau mengikuti ayat diatas yaitu seperti yang disebutkan dalam Al-Qur'an surat Al-Mujadilah ayat 11 maka derajat seseorang itu ditentukan oleh keimanan dan karena ilmu pengetahuannya. Jadi, apabila mau disebut orang yang berderajat di sisi Allah Swt. Maka kita harus meningkatkan keimanan kita serta meningkatkan ilmu pengetahuan kita karena orang yang berilmu itu dibedakan oleh Allah dengan orang yang tidak berilmu. Seperti dalam firman-Nya sebagai berikut :



              

Artinya : Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui (berilmu) dengan orang-orang yang tidak mengetahui (tidak berilmu)?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.

Refleksi Perjuangan Anak Negeri


Angin di ujung waktu

mencakar angan

dalam jubah waktu

Tak pasti

Langit menangis

mendesah meratap nasib anak negeri

kehilangan ozon

tempat berpijak

kehilangan perawan kepercayaan

tempat berpegang

Gumi paer sapu jagat pun bertanya:

"Kemana arah parahu didayungkan

tuk membawa keselamatan diri?"

Anak negeri menjawab tanpa beban:

"Biarlah parahu kami kayuh

ke sebuah negeri tak bertuan

sebab kami bosan diperbudak sebagai objekan

oleh sebuah sistem mati yang dibudayakan

dalam jubah korupsi, kolusi, dan nepotisme

kami pun tak bisa bilang Tak!

kami selalu dihujani intruksi dengan alasan basi

kami selalu dicekoki logika-logika kebohongan

kami selalu dicekoki rumus-rumus palsu

hamparan nilai-nilai palsu

yang melahirkan ijazah dan jabatan palsu yang dibisniskan dan

tanpa pernah tahu akan maknanya

meski di rumah sendiri."

Mentari menjawab:

"Keringkan keringat kotor dalam pikiran kotormu dengan Cahyaku

Anak-anak negeri tatap sembilu wajahku

dalam setiap jengkal laju perahumu

di balik rimbun cahyaku akan terjawab

negeri yang kalian cari

ada dalam pikiran dan denyut jantung kalian

dalam tasbih kebenaran

dalam jubah ayat-ayat perlindungan

dalam reformasi birokrasi yang dimandulkan

dalam lembaran surat-surat sakti perjuangan yang berdarah

bagimu anak-anak negeri."

(Halil Subagiono: HGN 2014)

Biodata:

Nama : Halil Subagiono

Pekerjaan : Pengasuh Anak Negeri antikorupsi

Alamat : BTN Puyung Indah Blok A/8 Puyung

Praya Lombok Tengah Hp 081805280912

Tuhan Bolehkah Aku Jujur

Written By MAN 1 PRAYA on Jumat, 26 Desember 2014 | 16.14

 Oleh Desi Wahyuningsih (XII IPS 1)

Assalammualykum Wr.wb

Puisi ini aku persembahkan untuk

Teman2ku yang pernah Merasakan

Bagaimana Suasana Hati sang Anak kost tetutama teman2ku DI MAN 1 PRAYA yang ngekost, Baca yang Pelan Ok.

judul : TUHAN BOLEHKAH AKU JUJUR ??

By : Desy Wahyuningsih


Tuhan, Bolehkah Aku Berkata Jujur ?

Tuhan, Semua Orang Pasti Tidak Selalu Berdusta, Dan Pernah Menyentuh dan disentuh oleh Kejujuran.

Tuhan, Firmanmu akan Kejujuran pasti tak akan Berani Aku Ragukan.

Tuhan, terlalu Bawah Derajatku untuk Menentang Nilai-Nilai Kejujuran.

Tuhan, Benarkah jujur itu adalah kata

yang mudah diucap, namun sulit untuk didapat?.

Tuhan, Percayalah Saat ini aku sudah

Mendapatkan kejujuran.

Tuhan, Aku Bukan hanya

Mendapatkannya, Namun, Aku Telah

merasakan genggaman-Genggaman
kejujuran yang membuatku TerDiam. Dan Mereka Juga Mustahil Tak Pernah

Menggenggamnya.

Tuhan, Genggaman itu Semakin Erat,

Genggaman itu Semakin Membuatku

berani Angkat Bicara !

tuhan, Detik-Detik Rayuan Suara

Lembutpun tidak mau Diam, Mereka

saling Beriringan dan Membisikku.

Tuhan, kini aku Semakin Berani Angkat Bicara Dengan Dorongan Bisikan-Bisikan itu !

Tuhan, Bukan hanya Aku, Tapi juga

Mereka.

Tuhan, Bolehkah aku hanya Menyentuh kejujuran tanpa Di iringi dengan genggaman?.

Tuhan, Bolehkah aku Terus Memberanikan diri untuk angkat Bicara ?

Tuhan, Dengarkan

Tuhan, Dengarkan

Tuhan, Dengarkan

Tuhan, JUJURKU BERKATA SAAT INI AKU SEDANG LAPAR

Hahahahahahahahahaha

Semoga Bermanfaat Kawan ;-)

Assalammualykum wr.wb

Pilih Salah Satu

Oleh Desi Wahyuiningsih ( XII IPS 1)


Cerita ini Terinspirasi dari salah Satu Guru Di MAN 1 PRAYA, pengalaman saya sendiri dan Maraknya RAZIA MOTOR yang terjadi Di kalangan Antar pelajar,

Cerita ini hanya piktif Belaka, Jangan Di tiru !

Hanya Sebagai Hiburan !!!!


Vivin: Kak Desy Razia Tie kak

Desi : Mbe ? Mbe ? Aduhhh Kelolosan

wah.

Pak Polisi : Stooooppppp!!!.

Desi : Assalammualykum wr.wb Bapak ( Salaman ).

Pak polisi : Mau kemana ini ?

Desi : Sehatm pelinggihm pak ?

Sampunm Medaran Bapak ?

Pak Polisi : Pulang sekolah Gak pakai

Sepatu, Temenmu yang di belakang gak pakai Jilbab lagi.

Desi : Mau ke Peken Renteng niki pak, Kan ada temen saya di belakang yang pakai Sepatu, Tetus masalah temen saya yang gak pakai jilbab itu, kan saya yang mewakili pak

Pak Polisi : Kamu ini ! KTP'mu mana ?

Desi : Vin Buka tas ambilin Kartu pelajar Di Dompet

Vivin : Ya alloh kak kelegerkh ni kak

arann.

Desi : Niki pak, Niki Kartu pelajar Ndek Bedoe KTP, Baru kmarin saya ulang tahun pak, Jadi saya Baru kemarin Berumur 17 tahun, Hehehe Muda pak, Masih Muda :-D.

pak polisi : ya Sudah, STNK'mu Mana ?.

Desi : Vin pembaitkh Kartu Smester Tie arik.

Vivin : Kan jelo Sabtu terakhirth smester kak ( Berbisik ).

Desi : ya udah, pasti pak polisinya ngira kita slesai smester Hari Senin kayak anak SMK.

Vivin : Takutkh haram.

Desi : Niki pak, Surat Kartu Smester tiang.

Pak polisi : mana STNK ?.

Desi : Gak ada pak gak saya bawa,

makanya saya kasih itu pak kan tadi

ceritanya telat terus buru2 pak jadinya lupa Bawa pak, Maafin ya pak (Nyengir).

Pak polisi : Ooh ya, Mana SIM ?

Desi : Gak punya SIM PAk, saya cuma

punya SIMMM.

Pak polisi : Mana bapak lihat ?.

Desi : Vin ambilin SIMMM tie lek

dompetkh.

Vivin : Aruan kakak takutko.

Desi : Niki pak SIMMM (Surat izin Masuk Mini Market).

pak Polisi : Mana SIM'mu ?.

Desi : Gak punya SIM pak, Saya cuma

punya SIMMM.

Pak Polisi : Anak mana ?.

Desi : Insya alloh anak bain Cucu adam pak.

Vivin : Hahahahahahaa.

Pak polisi : Hahaha Dari mana ?

Desi : Dari Dunia Menuju akhirat

Berharap singgah di surga kemudian

melihat senyum manis Bapak Tercinta.

Vivin : Hahaahaha.

Pak polisi : Hahahaha Ya sudah Boleh

jalan, Besok Suruh bapaknya yang

Menemani Buat SIM ya.

Desi : Siap siap siap Siap.

Pak polisi : Ya sudah Hidupkn Mesin dan Hati- hati di jalan.

Motor pun hidup . . . . . .

Pak polisi : Sebelum pergi bapak mau tanya kamu dulu.

Desi : Eeeee masih ada lagi ? tanya apa lagi pak?.

pak polisi : Besok kan kamu mau bikin SIM, Biar tidak keliru nantinya Bapak Mau kasih tau kamu Apa sih arti dan kepanjangan Dari SIM tersebut.

Desi : Ooohhh tak udah khawatir akan hal itu pak, tau saya pak.

pak polisi : Ooo, Apa kepanjangan dari SIM itu?.

Desi : SIM itu ( Surat Izin

Membunuhmu )

kaaaaaabbbboorrrrrrr . . . . Taker teeeee SIM, polisi ndekm tau pendak Razia endahn.

Nanti Bilangnya Razia ujung-ujungnya uang Rp. 50.0000.00 yang main, Pasrahkh tiang, Razia-Razia Bae aneh Basen Pak Munawar Kholil lek kelas XII ips 1

Hidup adalah Pilihan

Oleh Selamat Anwar Sadat
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Mataram & Alumni MAN 1 Praya Tahun 2011

Hidup adalah pilihan

Maka tentukanlah pilihanmu

Sebelum pilihan menentukan hidupmu

Jangan pernah katakana apa yang kamu ketahui

Tapi ketahuilah apa yang kamu katakan

Cinta datang bukan karena kemauan tetapi karena kecocokan

Uang bukan segalanya

Tetapi segalanya butuh uang

Hidup ini tidak mudah

Tapi tak ada yang tak mungkin dan tak ada yang sulit

Masalah adalah tanda

Bahwa kita seamakin dekat dengan kesuksesan

Jadi orang penting memang baik

Tapi menjadi orang baik jauh lebih penting

Cinta Lewat Bahasa


Oleh Nurmila Jumiati (XII Keagamaan)


Pagi nan cerah menyinari pelupuk mata,,,tergores rasa bahagia menyelimuti hati gadis elok nan ayu.Di bawah kesejukan mentari pagi, ia tersembari duduk penuh hayalan, terdengar kicauan burung nan riang di atas semerbak kebahagiaan.Diantara cintanya dengan seorang pria yang hidup serba kekurangan,namun bagi gadis elok nan ayu itu, kekurangan seorang pria adalah suatu hal yang biasa yang harus ia terima.Pria itu bernama "ZAIDAN"

Di desanya gadis itu terkenal berwibawa," siapa yang tidak tau sosok wanita seperti dia" di desanya dia adalah seorang wanita yang lemah lembut seperti namanya yaitu "LATIFA"

Kehidupan gadis ini tidak jauh seperti kehidupan laki laki yang ia dambakan dalam hidupnya "penuh kesederhanaan"

Perjalanan cinta tanpa pertemuan yang selama ini dia jalani bersama pujaan hati.Namun ia tak pernah mengeluh dengan semua itu,karna di antara mereka memiliki misi cinta yang suci yaitu "Seindah indah cinta adalah tanpa pertemuan" dan kenikmatan cinta adalah cinta yang lahir atas restu dari sang maha pencipta"

Bagi mereka cinta dan mencintai itu tidak salah.Karna itu merupakan sebuah ekspresi yang lahir dan fitrah cinta di dalam diri mereka.Namun yang terpenting adalah bagaimana dirinya me- manage cinta sehingga tepat pada fungsinya.Oleh karena itu bagi mereka cinta itu butuh sebuah menejemen bukan pertemuan.

****

Kicauan burung terdengar merdu bersahutan,,,,ia melewati hari yang panjang penuh penantian,,membalut kerinduan yang teramat dalam pada sang kekasih tercinta. Latifa gadis elok itu termenung di balik serambi pinggir kamarnya,ia merenungi kerinduannya dan berpikir, "apakah yang harus aku lakukan tuk mengobati rasa rindu ini padamu wahai kekasihku" sambil meneteskan air mata, ia lalui kerinduaan itu dengan kesetiaan dan kesabaran.

Waktu terus berlalu,kerindukan semakin mendalam di rasakan latifa,tiba tiba getaran hp terdengar di bawah selimut yang tertata rapi di tempat tidurnya,dan ketika itupun tanpa berpikir panjang, latifa langsung beranjak dari tempat duduknya,diiringi perasaan hati yang bergemetar penuh rasa bahagia,karna keyakinanya sang kekasih menelponnya.

Ia langsung mengangkatnya dan sambil tersenyum, seraya mengucapkan

" assalamualaikum ya Zaidan"

Mendengar ucapan salam yang terucap dari bibir manis latifa, Zaidan pun tersenyum dan seraya menjawabnya.

"wa'alaikumussalam ya Latifa" dengan perasaan malu ia bertanya "

"gimanakah kabarmu wahai pujaan hatiku" Dengan bahagia yang tergores dalam Qolbunya iapun menjawab

" bi hoir walhamdulillah sang dambaan hatiku"?

" Iapun kembali bertanya pada Zaidan!"

" kalo" kamu gimana kabarmu ya Zaidan?"

" Zaidanpun menjawab "Alhamdulillah bi hoir ya latifa"

Waktu terus berlalu,, asyiknya ngobrol semakin lama semakin terasa,mengobati rasa rindu yang sekian lama tertata rapi di dalam hati latifa.Tak di sadari ngobrol berlangsung selama 1 jam di antara mereka,di iringi rasa bahagia,senyuman yang terkesan manais dalam hati.

Saat detik detik akhir telponnya,Zaidan dengan keyakinannya ia mengucapkan pada latifa "faa aku sangat mencintai mu,,tiada lain cintaku ini tertata rapi dalam hati semata karna Allah,meski di antara kita jarang bertemu,namun yakinlah faa,hati ini selalu merindukanmu,dalam doaku selalu hadir namamu,jagalah hati ini ya faa,yakinlah bahwa Allah akan mempertemukan kita besok ketika waktu telah tiba,,,jaga dirimu baik baik ya,,, aku mencintaimu,mendengar kata Zaidan yang penuh kasih sayang,,berlinang air mata jatuh di pipi mungil latifa,,sebelum ia membalas ucapan terakhir darinya,,,terus terbayang apa yang di bilang Zaidan itu,ia terus menangis,dimana tangisan itu adalah tangis bahagia.Dalam hatinya ia semakin merasa kagum terhadap sosok solehnya pria yang ia dambakan,

Air mata terus berlinang di mata nan sipit indahnya,,dalam keadaan menangis,,ia berkata yaa Zaidan,,kekasih yang aku dambakan,,mungkin dengan lisanku ini tak kan cukup untuk ku curahkan isi hati ku yang sebenarnya kepadamu,,namun satu hal yang harus kau tau,,aku mencintaimu juga,dimana rasa cinta ini aku curahkan kepadamu tiada lain karna Allah semata,dalam doaku juga selalu hadir namamu,,,aku selalu meminta,,agar cinta kita mendapat restu dari sang maha cinta,yang akan mempertemukan kita saat tiba waktunya.

Mendengar kata sang kekasih, Zaidan pun ikut meneteskan air mata,,padahal dalam hidupnya ia adalah sosok pria yang paling sulit meneteskan air mata,,namun ketika mendengarkan kata kekasih tercintanya,namun karna rasa syukur dan kekagumannya ia memiliki seorang kekasih seperti Latifa,tanpa di sadari iapun meneteskan air mata .

Waktu terus bergulir,, teriring suasana tangis di antara sepasang kekasih itu,,tiba tiba terdengar panggilan ibu di luar rumah,,dan ketika itupun Latifa meminta izin pada Zaidan untuk menutup telponnya,dengan suaranya yang lemah lembut, ia berkata!

"ya Zaidan,sampai disini dulu ya pembicaraan kita,,tiag di panggil sama ibu"

"nanti kita lanjutkan lagi gich??

"Gich Latifa"

"nanti saya telpon lagi"

"jaga dirimu baik baik,dan percayalah aku mencintaimu karna Allah faa"

"Assalamualaikum wr wb"

Dengan perasaan yang berbunga bunga iapun menutup telponnya,seraya menjawab!

"gich dannn, saya mencintaimu juga karna Allah"

"Wa'alaikumussalam wr wb"

Ketika salam telah terucap dari bibir merahnya,ketidak tenangan hatinya yang tiba tiba di rasakan Latifa.Ia berlari menemui ibunya dengan gugahan hati yang tidak tenang,seolah olah dalam hatinya ia merasa ada hal buruk yang mungkin terjadi pada dirinya.

Dengan sekejap waktu terlewati,dengan muka penuh takut ia pun datang menemui ibunya dan seraya berkata?

"ia ibu,,, ada apa!! koq manggilnya teriak teriak gitu?

Melihat ekspresi wajah ibu yang seolah olah tampak marah dan kecewa pada dirinya,,iapun semakin takut,jika ibunya benar benar marah kepadanya.

"maaf ya faa,,tadi ibu dak sengaja lewat di depan pintu kamarmu,mendengar pembicaraanmu dengan seorang yang mungkin ibu belum kenal"? apa bener faaa? kata sang ibu.

Owh iyaa buu,,,tadi memang ada seseorang yang telpon saya ,,yang memang ibu belum kenal?

Siapa itu nak?

Anukkkk buukk….?.

Siapa nakk? (seru ibu kembali ).

Jawablah ibu dengan jujur nak,apakah sekarang kamu punya temen deket?

Hemmmm….. Iyaa bukkk?

Siapa itu nak? Dan darimanakah dia?

Latifa dengan perasaan takut, mengatakan yang sebenarnya pada ibunya,karna selama ini ia tidak di perbolehkan pacaran sebelum wisuda,dengan tujuan agar ia lebih terfokus sekolah dulu.

Latifaa hanya bisa menunduk ke bawah,dan kembali melihat wajah ibu yang kelihatan khawatir kepadanya.

Kenapa diam nakk? Ayo jawab ibu,,,

Emmmmm,,,iya buuu,,tapi sebelumnya tiang minta maaf pada ibu,,karna selama ini tiang gak pernah cerita sama ibu,,yang telpon saya tadi itu namanya Zaidan buu? (jawab Latifa dengan perasaan takut)

Owhhhh jadinya begitu…?

Nakk selama ini kan kamu tau betapa besar sayang,cintanya ibu sama kamu ,dan berapa kali ibu berpesan sama kamu,janganlah terlalu dekat sama laki laki,apalagi sampai kamu berpacaran,ibu bilang begini karna ibu kawatir sama kamu nak,,kamu adalah tulang punggung bagi adekmu kelak ,kamu adalah anak perempuan satu satunya ibu,dan aku ingin kamu tumbuh jadi anak yang bisa membanggakan kedua orang tuamu.

Ibu tau, sekarang kamu udah besar,sudah bisa menentukan arah kehidupan mu.

"(kata sang ibu sambil mengeluskepala anak kesayangannya)"

Mendengar kata ibunya,Latifa semakin meneteskan air mata,dan iapun langsung memeluknya dengan penuh kasih sayang,seraya memohon maaf atas kesalahan yang pernah ia lakukan sebelumnya.

Ibuuu maafkan Latifa,aku memang salah selama ini buu,,tapi semua ku lakukan ini bukanlah untuk membuatmu kecewa buu,izinkan aku untuk membuktikan pada ibu kalo aku pasti bisa jadi anak yang kau banggakan.

Berlinang air mata diantara ibu dan anak.Mendengar perkataan anaknya yang di iringi isak tangis,ibupun seraya memeluk Latifa dan berkata "yaa nak tidak apa apa" ibu yakin kamu adalah anak yang bisa membanggakan ibu dan bapak,teruslah berjuang demi masa depanmu ya nak,,ibu mencintaimu.

****

Ke esokan harinya, seperti biasa ba'da solat asar Zaidan kembali menelpon latifa,,untuk sekedar menanyakan kabar sang pujaan hati.

"Assalamualaikum ya Latifa "

( kata Zaedan membuka percakapan)

"Wa'alaikumussalam ya Zaedan "

"Gimana kabarmu ya latifa?" (Tanyak Zaedan)

"Alhamdulillah baik ya Zaidan" kamu gimana?" (Tanya Latifa sambil tersenyum)

"Sekarang kamu lagi apa faa"?

"Tadi aku lagi belajar" (jawab Latifa)

"Ohh yea faaa,,,keadaan keluarga di rumah gimana"?

"Alhamdulillah keadaan keluarga baik baik saja"

"Kalo keluarga disana, kabarnya gimana dannnn?" (Tanya Latifa penuh kelembutan)

"Alhamdulillah baik baik juga faaa?"

Dann? ada yang perlu saya sampaikan sama kamu mengenai hubungan kita?

(Kata Latifa dengan suara yang lemah lembut)

Dengan perasaan yang agak penasaran,Zaedan menjawab,yaa ada apa faa,kelihatannya serius banget,,

Gini dann…..kemarin pas kita nelpon itu,,ternyata pembicaraan kita di dengar sama ibu.

Denga nada terkejut Zaidan berkata "Ohh yeaa,terus ibu bilang apa faa?"

Ibu bilang,untuk saat ini saya di suruh agar lebih focus untuk sekolah dulu dannn,

Saya tidak di izinkan untuk memikirkan hal yang lain selain sekolah,apalagi memikirkan laki laki,saya harap kamu mengerti itu dannnn?

Dengan suara yang terbata bata dan seolah olah memaksakan ucapannya,Zaedan menjawab!!

Apa kah maksudmu kita akan mengakhiri hubungan yang selama ini kita jalani faa.

Bukan maksud saya seperti itu dannn,tapi saya mau kita membagi waktu untuk nelpon dan belajar,supaya di samping ada waktu kita belajar dan ada waktu kita untuk nelpon. (jawab Latifa)

Latifa kemudian melanjutkan perkataannya,saya harap kamu tidak kecewa dengan keputusanku ini dann?

Ini saya lakukan,supaya nantinya kita tidak menyesal dikemudian hari,karena melanggar nasehat dari ibuu.Aku hanya ingin jadi anak yang berbakti untuk mereka,aku tak ingin membuat ibu dan bapak kecewa. (jelas Latifa dengan hati yang gelisah)

Kalo memang itu keputusanmu,,,baiklah faa aku akan berusaha seperti apa yang kamu inginkan,walau saya merasa berat untuk lakukan itu.

Tapii insyaallah aku akan berusaha menerimanya!!! (jawab Zaedan)

Hampir 2 tahun hubungan Zaedan dan Latifa di laluinya,hanya lewat telpon dan kata kata ,tanpa pernah bertemu,namun hubungan mereka bisa tetap bertahan,walau kerinduan yang selalu di rasakan mereka berdua begitu mendalam.Meskipun begitu banyak konflik yang mereka berdua lewati,namun mereka tetap bisa melaluinya,karna cinta mereka di dasari dengan kejujuran dan kepercayaan. Bagi mereka hanya kejujuran dan kepercayaan yang bisa membuat suatu hubungan bisa bertahan lama.

Meskipun sekarang mereka jarang berkomunikasi,namun hal itu tidak membuat rasa cinta mereka berkurang,tapi dengan hal itu cinta mereka semakin kuat, karna mereka yakin bahwa Allah punya rencana terbaik demi bertahannya hubungan mereka.

Seperti perkataan imam al Gazali:

" Bahwa ukhuwah itu bukan pada indahnya pertemuan,tetapi pada ingatan seseorang terhadap" saudaranya di dalam doanya.

Perkataan dari imam al Gazali tersebut,menjadi pegangan dan pedoman mereka dalam menjalani hubungan.Untuk melahirkan sebuah cinta yang sejati yang insyaallah di restui sang maha cinta yaitu "ALLAH SWT"

Cinta mereka,bisa bertahan karena mereka berdua saling mencintai dari hati,bukan karena suatu pandangan,maupun kelebihan, yang ada pada diri mereka,akan tetapi cukuplah agama sebagai pengikat kasih antara mereka.

Janji Allah selalu mereka pegang dalam membangun misi cinta yang abadi yaitu :

" wanita yang baik untuk lelaki yang baik,dan sebaliknya"

Cinta antara Latifa dan Zaedan,bertahan dengan hanya melalui kata kata yang di ucapkan,

karna :

"Keasyikan cinta tidak datang hanya dengan memandang,akan tetapi cinta di capai dengan kata" kata yang mengasyikan



***TAMAT***
 
Support : Perangkat Kurikulum 2013 | Materi PKn SMA-MA | Tips Blogger-Herbal-Gadget
Copyright © 2011. www.man1praya.com - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger