Oleh Ilham Sadli
Alumni MAN i Praya Kelas XII IPA
Cinta ibarat
sebuah pondok yang melindungi dari hujan dan halilintar yang merambah permukaan
bumi. Cinta adalah pintu jendela yang terbuka yang senantiasa menerimamu dalam
suka dan duka. Jika merasa bimbang maka masuklah dalam pondok ini dan akan
ditemukan hakikat cinta. Cinta juga adalah rumah yang dihangati tawa, canda dan
bahagia. Tetapi, sebuah kisah cinta yang tanpa dasar takwa hanya akan membuat
hubungan itu rapuh, serapuh-rapuhnya. Sanggupkah seorang insan hidup tak
beratapkan cinta?? Entahlah, itu semua akan terjawab dalam lingkaran kehidupan
dengan penuh ketakwaan.
Siapa pun itu yang pernah terkejut, namun keterkejutannya itu tidak seperti pada hari itu. Biasanya, hanya satu nama yang terlontar dari pembicaraan dalam ruang direksi para guru, informasi yang menjadi buah pembicaraan setiap guru ini selalu didahului oleh rumor, dan isu-isu dalam waktu yang cukup lama. Oleh sebab itu, jika pagi itu segenap siswa kelas XII terkejut dan geger, dapat dimaklumi. Sebab tanpa isu sebelumnya tiba-tiba sang bintang kelas tidak lulus dalam seleksi penerimaan calon mahasiswa universitas tingkat nasional. Namun ketidaklulusan bintang kelas ini telah memanggil satu nama yang tidak asing dari pendengaran semua kalangan siswa dan guru terutama. Dialah Adly. Pemuda ini adalah pemuda biasa, tetapi selalu menjadi pusat perhatian di sekolahnya. Bahkan keterkenalannya dilembaga sekolah itu menjadikannya sebagai siswa yang selalu diselimuti keceriaan.
Di samping pintar, dia juga rupawan dan berpakaian rapi. Ada yang bilang ia gagah dan ramah, namun juga penuh selera humor. Ia sopan dan santun kepada siapa saja. Adly juga suka bercanda namun tetap menjaga perasaan orang. Soal cewek? Nah hal ini memang tidak proposional dengan kepiawaiannya menarik hati orang.
Berita kelulusan Adly terdengar oleh Ana, seorang siswi yang diam-diam mengagumi Adly.
“Ly, selamat ya!” ujar Ana dengan menatap Adly yang tak secara biasa.
“ooo,,, ya maksih, tapi masak sih ku harus memilh Universitas di luar kota, sedangkan di sini aku memperoleh banyak sahabat dan kenalan yang bisa memahami keadaanku, kenangan-kenangan indah juga banyak aku temukan di sini,”Adly lantas termenung.
“memangnya kamu mau ngelanjutin kemana? Kalau aku sih lebih memilih melanjutkan di dalam daerah, orang tua masak sih mau ditinggal” sambut Ana.
“dengan kita kuliah diluar daerah maka kita akan lebih mengenal dunia luar, sekaligus kita mencari pengalaman, kata seorang tmannya nyeletuk. Setelah mendengar semua pendapat sahabat-sahabatnya kemudian Adly memutuskan untuk melanjutkan studi di luar kota tepatnya di Universitas Gajah Mada. Dengan mendengar keputusan Adly, semua wanita yang menaruh hati pada Adly menjadi berkeinginan untuk mencegah kemauan Adly dengan mereka membuat bermacam-macam alasan yang logis. Godaan demi godaan menghampiri Adly supaya tidak melanjutkan studinya di luar kota, namun semuanya sia-sia karna Adly selalu konsisten dengan apa yang telah ia ucapkan. Ana, Nina, Yanti dan Diana bahkan sampai meneteskan air mata setelah mendengar berita itu. Namun, Ana yang mengetahui berita itu malah memberi kesan bahagia karena dia telah menjadi orang pertama yang mendengar berita itu secara langsung dari lelaki rupawan yang dijuluki Arjuna sang penakluk wanita. Dalam hal memikat hati wanita Adly memang juaranya, dan layak disejajarkan dengan Arjuna dalam cerita mahabrata.
Suatu hari, Ana dan Yanti datang menemui Adly yang sedang duduk sendiri di kantin sekolah. “hay,,,,,,, Adly????” sapa keduanya dengan serentak. Namun Adly hanya melepas salam dan menyapa dengan senyumannya yang menggoda itu. “eeeee,,, walykumusslam.www,,,,, aku lupa” kata Ana dengan wajah yang memerah. Berbeda dengan
Yanti yang hanya tersenyum saja, seakan salam itu adalah sebuah lelucon belaka.
Dalam tahajud Adly selalu mengungkapkan perasaannya dalam seuntai do’a dengan tetesan air mata.“Ya Tuhan, Hamba hanya meminta satu dari-Mu, jagalah orangtuaku jika nantinya hambamu ini sudah tidak berada disisinya. Berikanlah keringanan bagi hambamu ini agar nantinya hamba tetap dalam jalan yang engkau ridhai ya Allah. Hadirkanlah seorang wanita yang mencintai-Mu sepenuh jiwa dan raganya ya Allah. Rabbana atina fiddunya khasanah wal fil akhirati khasanah, waqina adzabannar. Amin, Ya Robbal Alamin.”
Setelah selesai shalat sunnah biasanya Adly membuka e-mailnya, namun dia sedikit terkejut setelah mendapatkan kiriman surat dari Tia_sarry@ymail.co.id yang berisi sebuah puisi pujian pada Adly kira-kira begini bunyinya:
Namamu akan menjadi suara yang merdu dalam setiap helaian nafas ini
Wajahmu akan menjadi hiasan malam andai kau menjadi bulan
Tapi jadilah kau hiasan hatiku seorang
Tak pernah ku liat wajahmu yang rupawan
Adabmu yang membayu
Memberikan ukiran indah dalam darah ini
Jika kau pinta bulan??
Katakanlah!
Akanku lakukan just for you
“ salam manis dari wanita_termanis di tengah lautan ”
“maaf nona siapa??” balas Adly.
“Aku adalah seorang hamba yang butuh dicintai oleh insane yang lebih mencintai sang pencipta daripada ciptaan-Nya” jawab wanita misterius itu.
“Tapi……..????” ujar Adly.
“Tapi apa?????” semakin penasaran dengan jawaban yang akan disampaikan oleh sang Arjuna. Tanpa terasa waktu telah menunjukkan pukul 03.45 wita keasikan saling Tanya satu sama lain. “sekian dulu ya??” kata adly. “ya….ya….ya….” balas Tias.
Pagi-paginya Adly berangkat sekolah seperti biasanya. Tanpa sengaja Adly bertemu dengan Yanti dalam perjalanan. Sampai didepan gerbang sekolah semua mata tertuju pada kedua insan yang berjalan berirama dalang gerak langkah penuh malu. Terutama para wanita yang menaruh hati pada sang arjuna merasa sangat jengkel dan kesal melihat kejadian itu, Adly yang hanya bisa menghentikan kejengkelan mereka semua denga tidak mebjadikan mereka sebagai pujaan hatinya. Karna Adly tak ingin menyakiti hati seorangpun karenanya, sekecil apapun itu, Adly akan berusaha semampunya untuk membuat seseorang itu kecewa. Adly meyakini bahwa setiap apa yang dia lakukan terhadap seseorang maka itu pula aka menjadi boomerang yang kuat untuknya. Setibanya di depan ruang kelasnya semua orang membicarakan kedekatannya tadi dengan Yanti, karena Adly adalah salah seorang idaman. Mendengar semua pembicaraan teman-temannya Adly langsung mengklaim bahwa dirinya tidak ada hubungan apapun dengan Yanti wanita yang bersamanya tadi ketika dalam perjalanan.
“eeee,,,, tau gak??? Sekarang tu Adly sudah menetapkan pilihannya pada seorang wanita yang tidak asing di mata kita!!” kata seorang pemuda yang tidak suka dengan ketenaran Adly. “hahhhhhh???” benarkah apa yang kau katakana??” ucap Ana dengan tegangnya. “alaaaaa,,,,,, ngapain juga kita harus bohong? Berani kesamber geledek dah ku lok nantinya apa yang aku katakana itu tidak sesuai dengan apa yang kau dapatkan dari semua siswa dan siswi yang melihatnya,,” ungkap Robi sedikit meyakinkan pendapatnya. Kemudian Robi melanjutkan ceritanya,”memang ya namanya juga Adly, asal datang langsung yakinkan wanita” lanjut Robi dengan memojokkan Adly yang sedang berada di samping ruang kelasnya itu. “kalian benar sekali !! kata Yanti dengan sedikit kesombongannya. Kalian semua tahu gak kalau kami itu sudah mulai dekat dari minggu yang lalu, namun aku tidak diam saja,” kembali mencampuri fakta yang tidak benar. “hay,, hay lihat si playboy sudah kelihatan tu batang hidungnya,,,” kata seorang dari belakang mereka. Mendengar semua cerita itu semua siswi menjadi histeris namun tidak mempercayai apa yang dikatakan oleh Robi dan kawan-kawannya. Namun dengan ketulusan hatinya itu Adly hanya bisa terdiam memunculkan karakter sang arjuna yang tak mau mendengar kata-kata yang tidak mengandung makna. Sang arjuna hanya bisa tersenyum melihat semua orang disekelilingnya menjadi tidak mempercayai semua perkataannya. Lambat-laun semua isu itu menjadi terbukti kepalsuannya setelah Adly tidak sedikitpun merespon gossip yang tak tentu kebenarannya.
Waktu shalad duha’ pun tiba dan seperti biasanya sang arjuna mengambil air wudhu untuk melaksanakan sunnah. Dan tergores dalam do’anya “ya Allah engkaulah yang lebih mengetahui apa yang telah hamba-Mu ini dapatkan dari kalangan para sahabatku. Mereka yang tidak pernah memikirkan perasaan orang lain hanya memenangkan egonya saja, kembalikanlah semua keprcayaan itu ya Allah, karna hati ini terasa sangat sepi ketika terkucilkan dari kelompok mereka. Hanya kepada-Mu lah kembali. Rabbana atina fiddunya khasanah wal fil akhirati khasanah, waqina adzabannar. Amin, Ya Robbal Alamin.” Dalam do’anya entah kenapa muncul satu nama dalam do’anya yakni Tias yang pernah menemaninya dalam pertengahan malam selesai tahajud kemarin. Sehingga muncul pemikirannya untuk membuat sebuah puisi.
Kenapa namamu yang hadir dalam do’aku
Bukanlah nama Sang Ilahi
Ya Allah jika nama itu adalah isyarat dari-Mu
Aku akan ikhlas menerimanya
Namun jadikanlah nama itu segenap
Sebagai penghubung anatara
Hamba dan Engkau ya Allah
Puisi ini dia beri judul rangkaian nama dalam sebuah do’a. semua puisi itu dia simpan kedalam dokumen yang diberi nama dalam bahasa jawa “lumampahing sikil, keeping netro” yang artinya kemana langkah kaki dan kedipan mata.
***
Kini waktu keberangkatan sang arujuna telah tiba, tapi bukan untuk berbulan-bulan ataupun bertahun-tahun namun hanya dalam waktu satu minggu. Setelah berpamitan dengan semua sahabatnya adly kemudian digoda oleh penjaga kantin. “heee,,, mau ke luar kota ya??, nanti bakalan gak ada lagi wanita yang datang ke sini hanya mau mencarimu” ungkapnya. Namun Adly hanya tersenyum mendengar rayuan petugas kantin itu dan Adly hanya mengatakan. “orang bijak pernah mengtakan : Namamu akan menjadi suara yang merdu di telinga sesamamu, jika engkau menyebut nama sesamamu dengan penghormatan dan kasih sayang. Sesamamu rindu mendengar suaramu, jika yang kau katakan adalah yang baik tentang dan bagi mereka, dan engkau mengatakannya dengan kelembutan yang kau pantaskan bagi bayi yang baru kau terima dari Tuhan. Mereka rindu melihat wajahmu, jika engkau menghiasinya dengan senyum yang mewakili keluasan hatimu untuk menerima kekurangan dan merayakan kehebatan mereka.Mereka rindu menggenggam erat tanganmu, jika sentuhanmu meneruskan doa dari hatimu ke hati sesamamu. Dan sesamamu merindukan kehadiranmu, jika engkau membantu mereka berdamai dengan masa lalu mereka, mensyukuri hidup mereka hari ini, dan bersemangat menyambut kemungkinan baik mereka di masa depan. Jika itu semua yang kau ikhlaskan menjadi kualitas dirimu, maka itulah yang juga dirindukan oleh Tuhanmu - agar engkau menjadi rahmat bagi sesamamu. Dengannya, engkau menjadi sebaik-baik manusia, yang menjadi hadiah Tuhan bagi kebahagiaan sesamamu dan pelestarian keindahan alam” ungkapnya dengan tanggap. Saya berangkat dulu ya bi’?? lanjutnya. “hati-hati di jalan ya??” kata petugas kantin itu berpesan.
Satu jam perjalanan menuju Jakarta Adly bertemu denga seorang wanita yang rupawan dalam perjalanannya, kemudian mereka berdua berkenalan dengan gaya dan kepribadian masing-masing. Adly yang dengan keramahannya dan wanita itu denga keramahannya. Tak disadari karna terlalu asyik megobrol mereka pun telah tiba di Bandara Soekarno Hatta. “eee, mas kita udah nyampe di Jakarta ni…. By the way, nama mas siapa?? Bermaksud menukar kartu nama. “Aku Adly dari Praya” ungkapnya. “ooo,,, nama anda kok cantik sekali sama seperti yang punya nama. Tias Arsyaniah adalah nama terindah yang pernah aku kenal” kata Adly sedikit merayu. “ooo,, terima kasih tapi nama mas lebih bagus lagi “Adly laksamana” tak kalah bagusnya dengan orangnya!” membalas merayu. Kemudian mereka tersenyum setelah saling rayu. Pembicaraan jadi tak ada putus-putusnya karena mereka memiliki tujuan yang sama yakni mencari Perguruan Tinggi Negeri yang terdapat di Jakarta. Setelah beberapa hari berkenalan mereka berdua merasakan hal yang sama dan perasaan itu telah mampu menggetarkan hati kedua insan ini. Semua itu terlihat dari kegelisahan mereka berdua setelah satu hari tak bertemu, mungkin ini yang dikenal dengan jatuh cinta pandang pertama. Memang ketika seorang sedang merasakan falling in love dunia ini akan terasa hampa tanpa senyuman dari kekasih yang di sayanginya. Hari keempat mereka bertemu di gerbang Universita Jakarta, mereka bercanda ria seolah bidadari yang sedang mandi di danau dalam kisah Jaka Tarub. Setelah itu mereka sama-sama mengungkapkan perasaan mereka dalam sebuah tulisan. Dan mereka berjanji samapai akhirnya mereka akan terpisah namun hati mereka akan tetap satu, sebagai symbol mereka mengukir nama pasangannya dalam cincin, dan menaruh fotonya dalam sebuah liontin cantik. Tias menjadi wanita penjaga hati dan begitu juga sebaliknya Adly menjadi sang Arjuna penjaga hati. Hari-hari terakhir mereka bersama dalam sebuah kegelisahan dan senantiasa saling mendukung dalam suka dan duka.
****
I’m lying alone with my head on the phone
Thinking of you till it hurts
I know you hurt too but what else can we do
Tormented and torn apart
I wish I could carry your smile and my heart
For times when my life feels so low
It would make me believe what tomorrow could bring
When today doesn’t really know, doesn’t really know
I ‘m all out of love, I’m so lost without you
I know you were right believing for so long
I ‘m all out of love, what am I without you
I can’t be too late to say that I was so wrong
I want you to come back and carry me home
Away from this long lonely nights
I’m reaching for you, are you feeling it too
Does the feeling seem oh so right
And what would you say if I called on you now
And said that I can’t hold on
There’s no easy way, it gets harder each day
Please love me or I’ll be gone, I’ll be gone
Oh, what are you thinking of?
What are you thinking of?
Oh, what are you thinking of?
What are you thinking of?
Kumpulan kata-kata ini menjadi sebuah dokumen penting keduanya karena kata-kata ini tersusun dari goresan tangan keduanya dalam kertas putih tak berwarna yang dipenuhi dengan warna kisah cinta mereka. Empat tahun lamanya mereka terpisah sehingga rasa rindu yang membara, rasa cinta yang semakin menjalar bahkan mendarah daging. Walau berjarakkan samudra dan dua pulau yakni antara pulau Lombok dan Bali. Selama empat tahun itu begitu banyak masalah yang dihadapi oleh masing-masing insane ini. Terutama Tias yang hamper menikah dengan orang lain karena dijodohkan dengan anak dari sahabat papanya. Namun, dengan keikhlasan dan keyakinan mereka semua itu bisa terlewati dengan berakhir pada sebuah senyum bahagia dan bermandikan air mata bahgia. Setelah studi mereka selesai dan wisuda bersama di Universitas Indonesia mereka bertemu untuk yang pertama kalinya setelah terpisah selama empat tahun lamanya. Ternyata mereka berdua mampu menjaga janji mereka dan tetap bertahan dalam kesetiaan. Mereka pulang bersama ke Lombok untuk mengakhiri kisah cintanya. Mengakhiri kisahnya?? Apa mungkin?? Entahlah namun kalimat itu muncul dari pikiran mereka berdua.
Ternyata maksud mereka adalah mengakhiri hubungannya dalam kursi pelaminan dan akhirnya mereka hidup dalam keluarga yang sakinah, mawadah dan warahmah.
Siapa pun itu yang pernah terkejut, namun keterkejutannya itu tidak seperti pada hari itu. Biasanya, hanya satu nama yang terlontar dari pembicaraan dalam ruang direksi para guru, informasi yang menjadi buah pembicaraan setiap guru ini selalu didahului oleh rumor, dan isu-isu dalam waktu yang cukup lama. Oleh sebab itu, jika pagi itu segenap siswa kelas XII terkejut dan geger, dapat dimaklumi. Sebab tanpa isu sebelumnya tiba-tiba sang bintang kelas tidak lulus dalam seleksi penerimaan calon mahasiswa universitas tingkat nasional. Namun ketidaklulusan bintang kelas ini telah memanggil satu nama yang tidak asing dari pendengaran semua kalangan siswa dan guru terutama. Dialah Adly. Pemuda ini adalah pemuda biasa, tetapi selalu menjadi pusat perhatian di sekolahnya. Bahkan keterkenalannya dilembaga sekolah itu menjadikannya sebagai siswa yang selalu diselimuti keceriaan.
Di samping pintar, dia juga rupawan dan berpakaian rapi. Ada yang bilang ia gagah dan ramah, namun juga penuh selera humor. Ia sopan dan santun kepada siapa saja. Adly juga suka bercanda namun tetap menjaga perasaan orang. Soal cewek? Nah hal ini memang tidak proposional dengan kepiawaiannya menarik hati orang.
Berita kelulusan Adly terdengar oleh Ana, seorang siswi yang diam-diam mengagumi Adly.
“Ly, selamat ya!” ujar Ana dengan menatap Adly yang tak secara biasa.
“ooo,,, ya maksih, tapi masak sih ku harus memilh Universitas di luar kota, sedangkan di sini aku memperoleh banyak sahabat dan kenalan yang bisa memahami keadaanku, kenangan-kenangan indah juga banyak aku temukan di sini,”Adly lantas termenung.
“memangnya kamu mau ngelanjutin kemana? Kalau aku sih lebih memilih melanjutkan di dalam daerah, orang tua masak sih mau ditinggal” sambut Ana.
“dengan kita kuliah diluar daerah maka kita akan lebih mengenal dunia luar, sekaligus kita mencari pengalaman, kata seorang tmannya nyeletuk. Setelah mendengar semua pendapat sahabat-sahabatnya kemudian Adly memutuskan untuk melanjutkan studi di luar kota tepatnya di Universitas Gajah Mada. Dengan mendengar keputusan Adly, semua wanita yang menaruh hati pada Adly menjadi berkeinginan untuk mencegah kemauan Adly dengan mereka membuat bermacam-macam alasan yang logis. Godaan demi godaan menghampiri Adly supaya tidak melanjutkan studinya di luar kota, namun semuanya sia-sia karna Adly selalu konsisten dengan apa yang telah ia ucapkan. Ana, Nina, Yanti dan Diana bahkan sampai meneteskan air mata setelah mendengar berita itu. Namun, Ana yang mengetahui berita itu malah memberi kesan bahagia karena dia telah menjadi orang pertama yang mendengar berita itu secara langsung dari lelaki rupawan yang dijuluki Arjuna sang penakluk wanita. Dalam hal memikat hati wanita Adly memang juaranya, dan layak disejajarkan dengan Arjuna dalam cerita mahabrata.
Suatu hari, Ana dan Yanti datang menemui Adly yang sedang duduk sendiri di kantin sekolah. “hay,,,,,,, Adly????” sapa keduanya dengan serentak. Namun Adly hanya melepas salam dan menyapa dengan senyumannya yang menggoda itu. “eeeee,,, walykumusslam.www,,,,, aku lupa” kata Ana dengan wajah yang memerah. Berbeda dengan
Yanti yang hanya tersenyum saja, seakan salam itu adalah sebuah lelucon belaka.
Dalam tahajud Adly selalu mengungkapkan perasaannya dalam seuntai do’a dengan tetesan air mata.“Ya Tuhan, Hamba hanya meminta satu dari-Mu, jagalah orangtuaku jika nantinya hambamu ini sudah tidak berada disisinya. Berikanlah keringanan bagi hambamu ini agar nantinya hamba tetap dalam jalan yang engkau ridhai ya Allah. Hadirkanlah seorang wanita yang mencintai-Mu sepenuh jiwa dan raganya ya Allah. Rabbana atina fiddunya khasanah wal fil akhirati khasanah, waqina adzabannar. Amin, Ya Robbal Alamin.”
Setelah selesai shalat sunnah biasanya Adly membuka e-mailnya, namun dia sedikit terkejut setelah mendapatkan kiriman surat dari Tia_sarry@ymail.co.id yang berisi sebuah puisi pujian pada Adly kira-kira begini bunyinya:
Namamu akan menjadi suara yang merdu dalam setiap helaian nafas ini
Wajahmu akan menjadi hiasan malam andai kau menjadi bulan
Tapi jadilah kau hiasan hatiku seorang
Tak pernah ku liat wajahmu yang rupawan
Adabmu yang membayu
Memberikan ukiran indah dalam darah ini
Jika kau pinta bulan??
Katakanlah!
Akanku lakukan just for you
“ salam manis dari wanita_termanis di tengah lautan ”
“maaf nona siapa??” balas Adly.
“Aku adalah seorang hamba yang butuh dicintai oleh insane yang lebih mencintai sang pencipta daripada ciptaan-Nya” jawab wanita misterius itu.
“Tapi……..????” ujar Adly.
“Tapi apa?????” semakin penasaran dengan jawaban yang akan disampaikan oleh sang Arjuna. Tanpa terasa waktu telah menunjukkan pukul 03.45 wita keasikan saling Tanya satu sama lain. “sekian dulu ya??” kata adly. “ya….ya….ya….” balas Tias.
Pagi-paginya Adly berangkat sekolah seperti biasanya. Tanpa sengaja Adly bertemu dengan Yanti dalam perjalanan. Sampai didepan gerbang sekolah semua mata tertuju pada kedua insan yang berjalan berirama dalang gerak langkah penuh malu. Terutama para wanita yang menaruh hati pada sang arjuna merasa sangat jengkel dan kesal melihat kejadian itu, Adly yang hanya bisa menghentikan kejengkelan mereka semua denga tidak mebjadikan mereka sebagai pujaan hatinya. Karna Adly tak ingin menyakiti hati seorangpun karenanya, sekecil apapun itu, Adly akan berusaha semampunya untuk membuat seseorang itu kecewa. Adly meyakini bahwa setiap apa yang dia lakukan terhadap seseorang maka itu pula aka menjadi boomerang yang kuat untuknya. Setibanya di depan ruang kelasnya semua orang membicarakan kedekatannya tadi dengan Yanti, karena Adly adalah salah seorang idaman. Mendengar semua pembicaraan teman-temannya Adly langsung mengklaim bahwa dirinya tidak ada hubungan apapun dengan Yanti wanita yang bersamanya tadi ketika dalam perjalanan.
“eeee,,,, tau gak??? Sekarang tu Adly sudah menetapkan pilihannya pada seorang wanita yang tidak asing di mata kita!!” kata seorang pemuda yang tidak suka dengan ketenaran Adly. “hahhhhhh???” benarkah apa yang kau katakana??” ucap Ana dengan tegangnya. “alaaaaa,,,,,, ngapain juga kita harus bohong? Berani kesamber geledek dah ku lok nantinya apa yang aku katakana itu tidak sesuai dengan apa yang kau dapatkan dari semua siswa dan siswi yang melihatnya,,” ungkap Robi sedikit meyakinkan pendapatnya. Kemudian Robi melanjutkan ceritanya,”memang ya namanya juga Adly, asal datang langsung yakinkan wanita” lanjut Robi dengan memojokkan Adly yang sedang berada di samping ruang kelasnya itu. “kalian benar sekali !! kata Yanti dengan sedikit kesombongannya. Kalian semua tahu gak kalau kami itu sudah mulai dekat dari minggu yang lalu, namun aku tidak diam saja,” kembali mencampuri fakta yang tidak benar. “hay,, hay lihat si playboy sudah kelihatan tu batang hidungnya,,,” kata seorang dari belakang mereka. Mendengar semua cerita itu semua siswi menjadi histeris namun tidak mempercayai apa yang dikatakan oleh Robi dan kawan-kawannya. Namun dengan ketulusan hatinya itu Adly hanya bisa terdiam memunculkan karakter sang arjuna yang tak mau mendengar kata-kata yang tidak mengandung makna. Sang arjuna hanya bisa tersenyum melihat semua orang disekelilingnya menjadi tidak mempercayai semua perkataannya. Lambat-laun semua isu itu menjadi terbukti kepalsuannya setelah Adly tidak sedikitpun merespon gossip yang tak tentu kebenarannya.
Waktu shalad duha’ pun tiba dan seperti biasanya sang arjuna mengambil air wudhu untuk melaksanakan sunnah. Dan tergores dalam do’anya “ya Allah engkaulah yang lebih mengetahui apa yang telah hamba-Mu ini dapatkan dari kalangan para sahabatku. Mereka yang tidak pernah memikirkan perasaan orang lain hanya memenangkan egonya saja, kembalikanlah semua keprcayaan itu ya Allah, karna hati ini terasa sangat sepi ketika terkucilkan dari kelompok mereka. Hanya kepada-Mu lah kembali. Rabbana atina fiddunya khasanah wal fil akhirati khasanah, waqina adzabannar. Amin, Ya Robbal Alamin.” Dalam do’anya entah kenapa muncul satu nama dalam do’anya yakni Tias yang pernah menemaninya dalam pertengahan malam selesai tahajud kemarin. Sehingga muncul pemikirannya untuk membuat sebuah puisi.
Kenapa namamu yang hadir dalam do’aku
Bukanlah nama Sang Ilahi
Ya Allah jika nama itu adalah isyarat dari-Mu
Aku akan ikhlas menerimanya
Namun jadikanlah nama itu segenap
Sebagai penghubung anatara
Hamba dan Engkau ya Allah
Puisi ini dia beri judul rangkaian nama dalam sebuah do’a. semua puisi itu dia simpan kedalam dokumen yang diberi nama dalam bahasa jawa “lumampahing sikil, keeping netro” yang artinya kemana langkah kaki dan kedipan mata.
***
Kini waktu keberangkatan sang arujuna telah tiba, tapi bukan untuk berbulan-bulan ataupun bertahun-tahun namun hanya dalam waktu satu minggu. Setelah berpamitan dengan semua sahabatnya adly kemudian digoda oleh penjaga kantin. “heee,,, mau ke luar kota ya??, nanti bakalan gak ada lagi wanita yang datang ke sini hanya mau mencarimu” ungkapnya. Namun Adly hanya tersenyum mendengar rayuan petugas kantin itu dan Adly hanya mengatakan. “orang bijak pernah mengtakan : Namamu akan menjadi suara yang merdu di telinga sesamamu, jika engkau menyebut nama sesamamu dengan penghormatan dan kasih sayang. Sesamamu rindu mendengar suaramu, jika yang kau katakan adalah yang baik tentang dan bagi mereka, dan engkau mengatakannya dengan kelembutan yang kau pantaskan bagi bayi yang baru kau terima dari Tuhan. Mereka rindu melihat wajahmu, jika engkau menghiasinya dengan senyum yang mewakili keluasan hatimu untuk menerima kekurangan dan merayakan kehebatan mereka.Mereka rindu menggenggam erat tanganmu, jika sentuhanmu meneruskan doa dari hatimu ke hati sesamamu. Dan sesamamu merindukan kehadiranmu, jika engkau membantu mereka berdamai dengan masa lalu mereka, mensyukuri hidup mereka hari ini, dan bersemangat menyambut kemungkinan baik mereka di masa depan. Jika itu semua yang kau ikhlaskan menjadi kualitas dirimu, maka itulah yang juga dirindukan oleh Tuhanmu - agar engkau menjadi rahmat bagi sesamamu. Dengannya, engkau menjadi sebaik-baik manusia, yang menjadi hadiah Tuhan bagi kebahagiaan sesamamu dan pelestarian keindahan alam” ungkapnya dengan tanggap. Saya berangkat dulu ya bi’?? lanjutnya. “hati-hati di jalan ya??” kata petugas kantin itu berpesan.
Satu jam perjalanan menuju Jakarta Adly bertemu denga seorang wanita yang rupawan dalam perjalanannya, kemudian mereka berdua berkenalan dengan gaya dan kepribadian masing-masing. Adly yang dengan keramahannya dan wanita itu denga keramahannya. Tak disadari karna terlalu asyik megobrol mereka pun telah tiba di Bandara Soekarno Hatta. “eee, mas kita udah nyampe di Jakarta ni…. By the way, nama mas siapa?? Bermaksud menukar kartu nama. “Aku Adly dari Praya” ungkapnya. “ooo,,, nama anda kok cantik sekali sama seperti yang punya nama. Tias Arsyaniah adalah nama terindah yang pernah aku kenal” kata Adly sedikit merayu. “ooo,, terima kasih tapi nama mas lebih bagus lagi “Adly laksamana” tak kalah bagusnya dengan orangnya!” membalas merayu. Kemudian mereka tersenyum setelah saling rayu. Pembicaraan jadi tak ada putus-putusnya karena mereka memiliki tujuan yang sama yakni mencari Perguruan Tinggi Negeri yang terdapat di Jakarta. Setelah beberapa hari berkenalan mereka berdua merasakan hal yang sama dan perasaan itu telah mampu menggetarkan hati kedua insan ini. Semua itu terlihat dari kegelisahan mereka berdua setelah satu hari tak bertemu, mungkin ini yang dikenal dengan jatuh cinta pandang pertama. Memang ketika seorang sedang merasakan falling in love dunia ini akan terasa hampa tanpa senyuman dari kekasih yang di sayanginya. Hari keempat mereka bertemu di gerbang Universita Jakarta, mereka bercanda ria seolah bidadari yang sedang mandi di danau dalam kisah Jaka Tarub. Setelah itu mereka sama-sama mengungkapkan perasaan mereka dalam sebuah tulisan. Dan mereka berjanji samapai akhirnya mereka akan terpisah namun hati mereka akan tetap satu, sebagai symbol mereka mengukir nama pasangannya dalam cincin, dan menaruh fotonya dalam sebuah liontin cantik. Tias menjadi wanita penjaga hati dan begitu juga sebaliknya Adly menjadi sang Arjuna penjaga hati. Hari-hari terakhir mereka bersama dalam sebuah kegelisahan dan senantiasa saling mendukung dalam suka dan duka.
****
I’m lying alone with my head on the phone
Thinking of you till it hurts
I know you hurt too but what else can we do
Tormented and torn apart
I wish I could carry your smile and my heart
For times when my life feels so low
It would make me believe what tomorrow could bring
When today doesn’t really know, doesn’t really know
I ‘m all out of love, I’m so lost without you
I know you were right believing for so long
I ‘m all out of love, what am I without you
I can’t be too late to say that I was so wrong
I want you to come back and carry me home
Away from this long lonely nights
I’m reaching for you, are you feeling it too
Does the feeling seem oh so right
And what would you say if I called on you now
And said that I can’t hold on
There’s no easy way, it gets harder each day
Please love me or I’ll be gone, I’ll be gone
Oh, what are you thinking of?
What are you thinking of?
Oh, what are you thinking of?
What are you thinking of?
Kumpulan kata-kata ini menjadi sebuah dokumen penting keduanya karena kata-kata ini tersusun dari goresan tangan keduanya dalam kertas putih tak berwarna yang dipenuhi dengan warna kisah cinta mereka. Empat tahun lamanya mereka terpisah sehingga rasa rindu yang membara, rasa cinta yang semakin menjalar bahkan mendarah daging. Walau berjarakkan samudra dan dua pulau yakni antara pulau Lombok dan Bali. Selama empat tahun itu begitu banyak masalah yang dihadapi oleh masing-masing insane ini. Terutama Tias yang hamper menikah dengan orang lain karena dijodohkan dengan anak dari sahabat papanya. Namun, dengan keikhlasan dan keyakinan mereka semua itu bisa terlewati dengan berakhir pada sebuah senyum bahagia dan bermandikan air mata bahgia. Setelah studi mereka selesai dan wisuda bersama di Universitas Indonesia mereka bertemu untuk yang pertama kalinya setelah terpisah selama empat tahun lamanya. Ternyata mereka berdua mampu menjaga janji mereka dan tetap bertahan dalam kesetiaan. Mereka pulang bersama ke Lombok untuk mengakhiri kisah cintanya. Mengakhiri kisahnya?? Apa mungkin?? Entahlah namun kalimat itu muncul dari pikiran mereka berdua.
Ternyata maksud mereka adalah mengakhiri hubungannya dalam kursi pelaminan dan akhirnya mereka hidup dalam keluarga yang sakinah, mawadah dan warahmah.